Mengendarai motor roda tiga tentu berbeda dengan mengendarai motor biasa. Yang pasti, bodi kendaraan yang panjang dan lebar menuntut kehati-hatian dalam menjalankannya. Manuver tidak boleh liar atau sembarangan seperti naik motor roda dua, sebab bila apes motor roda tiga bisa tak terkendali atau terguling. Berikut beberapa tips untuk mengendarai motor roda tiga secara aman.

Gunakan Helm dan Sarana Keselamatan Dengan Benar Sesuai Peraturan lalu Lintas

Hal ini menjaga keselamatan pribadi dan orang lain. Gunakan Helm Standar SNI, Lampu sein saat berbelok dan lampu pertanda stop bekerja, penggunaan Kaca pandang spion yang baik akan memberi kenyamanan diri sendiri dan orang lain saat berkendara di jalan umum.

Kecepatan

Motor roda tiga, apalagi ketika membawa beban muatan di bak belakang, tidak bisa asal ngebut. Kecepatan yang melebihi batas wajar, akan membuat pengendalian menjadi sulit alias montang-manting. Respon pengereman pun menjadi kacau. Soalnya, beban berat akan membuat jarak henti akan bertambah. Oleh karenanya, berjalanlah wajar sesuai kondisi jalan: di jalan yang lurus dan lancar, motor roda tiga bisa dijalankan sekitar 50 sampai dengan 60 KM/jam. Di lalu lintas yang padat, kurangi kecepatan sampai sekitar 30 sampai dengan maksimal 40 KM/jam. Pada kondisi menikung atau menanjak, jaga kecepatan tidak lebih dari 20 KM/jam. Pada tanjakan yang curam, berjalanlah merayap stabil pada kecepatan 10 sampai dengan 15 KM/jam, sambil memperhitungkan torsi yang sesuai, tentunya dengan gigi rendah.

Posisi Tangan di Setang

Mengendarai motor roda tiga memang perlu tenaga ekstra, terutama pada tangan yang mengendalikan setang. Ketika melewati jalan yang tidak rata, setang akan mengikuti arah kemiringan jalan. Triknya, tangan kiri siaga memegang setang, sambil bersiap menahan atau menarik setang agar tetap lurus. Sederhananya, jika laju terdeteksi akan kekiri, segera dorong sedikit setang kiri ke depan. Begitu sebaliknya, jika arah terasa mengarah ke kanan, tarik sedikit setang kiri ke belakang. Adapun tangan kanan cukup mengimbangi saja, sambil tetap stabil di puntiran gas.

Waspadai Lubang atau Jalan Rusak

Motor roda tiga perlu ekstra hati-hati ketika melewati jalan berlubang-lubang. Hal ini karena posisi roda depan adalah di tengah-tengah dari dua roda belakang. Artinya, jika roda depan bisa lolos, ada kemungkinan roda kiri atau kanan akan terjeblos lubang. Oleh karenanya, Anda perlu selalu memperhitungan posisi roda depan maupun belakang. Banyaknya jam terbang dalam mengendarai motor roda tiga akan sangat membantu untuk mengasah feeling Anda, agar tahu posisi roda secara tepat.

Cara Berbelok

Ketika mengendarai motor roda dua, kita berbelok dengan memiringkan badan ke arah tikungan. Semakin cepat laju di tikungan, atau semakin tajam sudut tikungan, maka badan harus semakin dimiringkan.
Nah, dalam mengendarai motor roda tiga di tikungan, kita tidak perlu memiringkan badan. Proses menikung atau berbelok sepenuhnya dikendalikan setir. Motor memang terasa akan nggguling saat berbelok, tapi tetap tenang dan stabil saja di jok Anda. Jaga saja agar setang tetap stabil. Sebelum masuk tikungan, laju motor Viar Anda harus dikurangi: kendurkan gas, lalu mengerem secara soft. Ambil haluan yang agak lebar ke arah luar tikungan untuk mengantisipasi roda belakang agar tidak menghajar trotoar atau hambatan di tepi tikungan. Jangan terkecoh dengan roda depan yang sempit seperti motor, namun patokan Anda adalah lebar roda belakang. Setelah masuk tikungan, tambah gas secara bertahap agar bisa melewati tikungan dengan lancar. Posisi badan harus tetap tegak di jok, sambil tangan mempertahankan dan mengatur sudut kemudi. Jika roda belakang terasa akan ngangkat ke arah luar tikungan, pelankan lagi laju kendaraan dengan mengurangi gas dan sedikit mengerem.

Mengerem

Mengendarai roda tiga, apalagi dengan muatan di bak belakang, harus berhati-hati dalam mengerem. Ambil ancang-ancang pengereman agak lebih jauh bila dibandingkan mengendarai motor roda dua. Mengerem dominan dengan rem belakang, sambil dibantu rem depan. Untuk kondisi darurat atau berhenti mendadak, dan sebelum berbelok agar laju berkurang drastis, selalu gunakan rem depan dan belakang secara bersamaan. Dengan demikian, kekuatan pengereman akan bekerja maksimal dan aman.

Penggunaan Rem Tangan (hand brake atau parking brake)

Pada saat berhenti di lampu merah misalnya, agar motor tetap tidak bergerak, Anda tidak perlu menurunkan kaki sebagaimana naik motor roda dua. Akan tetapi, gunakanlah rem tangan untuk keperluan itu. Rem tangan juga perlu diaktifkan ketika Anda akan turun, agar motor tidak bergerak yang bisa membahayakan keselamatan diri.

Similar Posts